Postingan

Genangan Hujan Januari

 Hujan itu telah meninggalkan genangan dan menghapus jejak langkah kaki seorang musafir untuk menemukan sesuatu yang semestinya dia temukan yaitu 'bahagia'. Januari telah mengambil semuanya, mulai seseorang yang menyukai senja sampai harus relakan payungnya terlepas dari genggamannya di tengah hujan yang begitu deras, membasahi bajunya, mengguyur kepalanya, menyamakan air matanya hingga menutupi jejak kenangan dengan genangan yang tanpa belas kasih menghapus debu bahagia.     "Jika dirimu bertahan lebih lama lagi, mungkin hujan itu akan membuat tidurku pulas di sampingmu, belaian tanganmu akan menghangatkan pipiku dan mungkin juga kita akan larut bersama dalam tidur itu sambil diiringi bunyi percihkan hujan deras di Januari itu. Kini hujan itu tidak bermakna apa-apa selain luka yang terlihat rapih tapi perih, seakan jendela masa depan itu terlihat buram dan mengaburkan pandangan sehingga bahagia itu terlihat samar-samar, entah ada atau tidak? Tapi hujan itu telah mencipta...

Album cintaku yang hilang

   "Tuhan,, jika kelak aku berhasil melewati ini, tolong matikan rasa yang ada dalam jiwaku, jika dengan diriku sendiri aku bahagia, jangan pertemuan aku lagi dengan wanita siapapun hanya untuk sebuah luka lagi, karena pada akhirnya, aku sendiri yang berjuang dengan lukaku sendiri untuk pulih" "Yang bikin saya susah sekali menerima takdir itu karna saya membayangkan perempuan ini bersanding dengan laki-laki lain disuatu hari nanti, itu  kayak sakitnya minta ampun, sakit sekali kayak,.. kenapa di kehidupan yang cuma satu kali ini saya gak sama dia sih,,?" Kata seorang komika,, dan sekarang saya paham, ini yang  kualami   Aku percaya dengan cinta sejati yang berwujud tulus dan murni itu, tapi aku juga percaya, aku tidak akan memilikinya sampai kapanpun, luka yang kurasakan hampir membunuhku, bahkan aku depresi beberapa hari ini, berjuang dengan isi kepalaku yang begitu berisik, karena aku baru saja kehilangan seseorang yang aku sangat mencintainya.   Dia.. na...

Kelana diujung kenangan

 Semua telah terasa asing,, aku kembali ke kota yang telah membuatku patah,, aku mencarinya melewati jln riantika, menyusuri taman yang penuh dengan pepohonan itu,, tapi bukan dia yang kutemukan melainkan kenangan yang bertabur pundi-pundi perih dari sayatan harapanku. dia telah bertemu dengan orang baru,, dia telah menjadi pemenang dihatiku tapi, orang lain yang memenangkan hatinya,, cemburu dan sedikit iri,, entah siapakah orang baru itu..?? "nampaknya orang baru itu sangat mudah memenangkan hatimu tampah harus berjuang dengan keras,," "kau sendiri tau aku tidak bisa beruntung seperti apa yg kau katakan, karna sejatinya nestapa itu itu meremukkan tulangku.. entahlah,, kelak rambutku mungkin memutih namun tidak dengan lukaku yg memulih,, usia akan seduh,, tidak dengan luka yang tak kunjung sembuh.."   "Jalanku saat mengendarai motor tidak lagi seindah itu,, bisikan indah darimu kini sudah hilang,, jejak yang tertinggal di sudut ruangan itu telah terhapus,, alu...

Selamat Malam Terakhir

 “Akan ku Cintai dirimu dengan tulus tanpa harus bersamamu, bahkan jika harus melihatmu bahagia bersama yang lain,, dari dalam secangkir kopi yang ku tekukan malam ini memantulkan senyumanmu,, aromanya telah tergantinkan dengan aroma tubuhmu. Perlahan aku nikmati itu dengan helaikan nafas beratku sambil sebut namamu,, dalam cangkir ini bayanganmu hanya tersenyum seakan menertawaiku” “kini bumi yang kupijak terasa sedikit berbeda,, ucapan selamat malam terakhir darimu sejak malam itu, kini telah menyadarkanku,, aku benar-benar orang yang gagal dalam menggapaimu,, namun,, sejatinya aku mencintaimu.. seperti semangat anak indie menunggu senja,, setelah hilang ditelan gelap, dia, sang penunggu senja itu pulang tertati-tati dalam gelap,, besoknya dia kembali lagi,, bahkan mendung disore hari tidak dapat memudarkan obsesinya dengan senja,,. “         Dia telah hidupkan tidur panjangku,, yang hampir tidak tertutupi rapih dengan tanah,, setelah terbangun, entah apa ya...

Rindu dari perkampungan sunyi

      "Setulus hatiku ku ingin menggantikan dia yang pernah kau sayang" aku yakin syair lagu ciptaan Rinto Harahap ini diciptakan dengan emosi yg sangat dalam.. senandung yang ku dengar sehabis hujan itu telah getarkan relung hati,, saat senja berlalu dicuri gelap, suasana remang diiringi gerimis, angin malam itu begitu dingin,, bahkan lebih dari sekedar dinginnya sikapmu ketika marah dan terdiam,,..         Aku berdiri didepan teras rumah sambil memandang keluar,, lalu aku beranjak keluar dan memandangi langit,, hampir tidak ada bintang sama sekali,, malam yg dingin itu begitu menusuk,, Legan panjang  dan selimut yang ku gunakan,, tak bisa tepiskan itu,, parahnya ketika dingin yg berbalut rindu itu menuntutku untuk membuka kembali kenangan bersamamu,, pikiranku diobrak abrik oleh banyanganmu,, aku tersenyum manis, tapi sayangnya senyumanku dipudarkan oleh dingin itu,,..       "Sara,, Rindu dari perkampungan sunyi ini akankah s...

Objek Vital

     Merindukan tanpa bertemu telah dimulai,, mencintai tanpa pacaran hanya bisa dilakukan oleh orang hebat,, ragaku telah meninggalkan Makassar,, tapi tidak dengan hatiku,,.. dari judulnya perlu ada kewaspadaan tingkat tinggi,, aku telah di tiba kota Ambon..        Ketika tiba di pelabuhan dan sampai di tempat tinggalnya temanku aku masih terus kepikiran dengan titipan dari sara titipkan untuk adiknya,, siang itu, sara menghubungiku melalui pesan singkat,,.." papa lagi dinas,, titipan bisa dibawah ke kantor" aku kaget,, karna aku cukup takut Dengan ayahnya,, aku sempat berfikir untuk bawah saja langsung ke rumahnya sara,, karena aku berfikir,, kalau ayahnya lagi dikantor,, berarti mamanya dan adiknya yg ada di rumah, dan aku tidak akang bertemu dengan ayahnya.... tapi karna memang, aku orangnya suka hal menantang termasuk harus ketemu dengan ayahnya sara,, hal yg di atas tidak aku lakukan,, aku meminta temanku untuk menemaniku, dan kita akan benar² ke...

Ujung bumi sejauh mata memandang

 "Sara,, cerita ini ditujukan untukmu,, aku bertemu bersama seseorang yg tidak sempat dia sebutkan namanya,, yg ku kenal sekilas, seorang pria paru baya, yang sedikit beruban, kumis yg begitu tebal,, dengan perut melambung jauh,, kira² jika usianya ku tebak,, mungkin berumur sekitar 60 tahun atau lebih. aku tidak ingin menceritakan hal ini,, tapi aku pikir ini cukup menarik...        Saat itu, aku sementara duduk sambil membaca novel dikursi di deck paling atas sambil menikmati laut lepas dalam menikmati perjalanan ke dermaga selanjutnya,, dan tiba-tiba pria itu menghampiriku,, dia meminta permisi untuk duduk disampingku,, dan aku mempersilahkan dia,, lima belas menit berlalu, aku melipat ujung lembaran novel itu, untuk menandakan batasan terakhir dari bacaan itu  dan menutup novel itu,,..        "Aku melihatmu dengan sejuta beban tergambar dalam jiwamu" kata pertama tanpa sapaan yang pria itu layangkan, membuat aku tersenyum,, dan sambi...