Kelana diujung kenangan

 Semua telah terasa asing,, aku kembali ke kota yang telah membuatku patah,, aku mencarinya melewati jln riantika, menyusuri taman yang penuh dengan pepohonan itu,, tapi bukan dia yang kutemukan melainkan kenangan yang bertabur pundi-pundi perih dari sayatan harapanku.

dia telah bertemu dengan orang baru,, dia telah menjadi pemenang dihatiku tapi, orang lain yang memenangkan hatinya,, cemburu dan sedikit iri,, entah siapakah orang baru itu..?? "nampaknya orang baru itu sangat mudah memenangkan hatimu tampah harus berjuang dengan keras,," "kau sendiri tau aku tidak bisa beruntung seperti apa yg kau katakan, karna sejatinya nestapa itu itu meremukkan tulangku.. entahlah,, kelak rambutku mungkin memutih namun tidak dengan lukaku yg memulih,, usia akan seduh,, tidak dengan luka yang tak kunjung sembuh.."

  "Jalanku saat mengendarai motor tidak lagi seindah itu,, bisikan indah darimu kini sudah hilang,, jejak yang tertinggal di sudut ruangan itu telah terhapus,, alunan melodi dari dentingan piano yang pernah pecahkan kesunyian itu, kini tidak senada dan berirama lagi,, pepohonan rindang di taman itu telah terasa gersang,, aku tidak lagi menemukanmu,, mungkinkah apa yg terjadi di jalan-jalan yang kita curi telah di curi lagi..? sehingga pemilik dari curian yang pertama sedikit merintih dan tafakur seperti hilang akan arah.."

  "Hujan ketiga setelah kemarau panjang yang melanda kota pada sore itu, aku beranikan diri mencari kehangatan dari pelukan yg pernah kau berikan itu,, naasnya,, bukan hangatnya pelukan yang kutemukan melainkan rasa dingin yg menusuk seluruh tubuh,, hujan itu tidak sama lagi seperti hujan sewaktu kita bersama,, bahkan disaat aku ingin menjatuhkan air mata,, hujan itupun berhenti,, seakan mengisyaratkan jangan lagi,, bumi sudah kembali basah,, tapi diriku yg merasa gersang,, ku kira hujan itu hnya akan membersikan polusi dan melembabkan bumi,, tapi hujan itu juga membuat luka di ujung perasinganku.."

   "Aku benar-benar patah,, sesekali ketika kita saling menyapa, aku ingin sekali untuk ngobrol lebih lama,, tapi semua sudah terlanjur asing,, bahkan lebih parah seakan kita tidak pernah saling mengenal,, entahlah,, aku hanya ingin berkomunikasi lagi,, tertawa lepas lagi,, seakan tidak ada jarak diantara kita seperti waktu itu,,"

   "Malamku selalu dikacaukan dengan bayangmu,, kenapa kamu begitu mudah tanpaku,, dan aku seperti mengila sepanjang malam,, perasingan ini benar sakit sara,, sampai dititik ini aku kehabisan cara untuk membuatmu dekat denganku lagi,, entah aku akan jadi tujuan dari perjalanan panjangmu atau tidak,,? atau hanya jadi tempat berteduh dari rasa lelahmu tiba,, aku tidak masalah, aku mencintaimu sara,, sangat mencintai,, mungkinkah ada lagi kesempatan untuk kita bersama??"

   "Walaupun kamu sudah bahagia bersama yang lain,, untuk kesekian kalinya,, aku mencintaimu sara,, aku tau aku gagal,, tapi,, jika nanti dunia berpihak padaku lagi dan Tuhan mengizinkanmu bersamaku jangan pergi dan terasing lagi ya,, tetaplah bersamaku menua bersama,, berteduh di bawah pohon rindang tepian desa,, menikmati udara sejuk ditepi sungai,, mendengarkan petikan gitar bernyanyi bersama hingga senja menjemput,, bergandengan tangan kembali pulang dan saling rangkul hingga kita tiba dirumah saat senja di curi gelap,, makan malam bersama,, mendengar alunan piano sebelum tidur,, berdoa dan mengucap syukur untuk hari bahagia itu,, dan tidur.. hingga tiba esok,, kamu di bangunkan oleh suara piano yg kumainkan,, setelah beberapa menit kemudian aku kaget dengan suaramu mengajakku sarapan.."

"itu jika tuhan mengijinkan.."

    "Yang tersisa hanya lirih berpadu tangis,, tak bersuara namun tetaplah perih,, Tidak ada yg lebih indah saat ini,, selain membuka kembali chat kita berdua,, medengar pesan suara dan tawamu yg sesekali membuatku tersenyum pada tengah malam hingga larut pagi,, sara,, aku kira mencintaimu dengan caraku dapat membuatku pulih, namun aku salah,, mencintaimu dengan caraku nyatanya juga melukaiku,, apapun itu aku bahagia dngan lukaku sekaligus sakit dengan lukaku.. tidak ada kata yang begitu berarti untuk menutup tulisan ini selain,," "aku tidak menginginkan kita asing"........."


                       Makassar 29.11.2023


                         PenulisTanpaNama

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Album cintaku yang hilang

Genangan Hujan Januari