Objek Vital

     Merindukan tanpa bertemu telah dimulai,, mencintai tanpa pacaran hanya bisa dilakukan oleh orang hebat,, ragaku telah meninggalkan Makassar,, tapi tidak dengan hatiku,,.. dari judulnya perlu ada kewaspadaan tingkat tinggi,, aku telah di tiba kota Ambon..

       Ketika tiba di pelabuhan dan sampai di tempat tinggalnya temanku aku masih terus kepikiran dengan titipan dari sara titipkan untuk adiknya,, siang itu, sara menghubungiku melalui pesan singkat,,.." papa lagi dinas,, titipan bisa dibawah ke kantor" aku kaget,, karna aku cukup takut Dengan ayahnya,, aku sempat berfikir untuk bawah saja langsung ke rumahnya sara,, karena aku berfikir,, kalau ayahnya lagi dikantor,, berarti mamanya dan adiknya yg ada di rumah, dan aku tidak akang bertemu dengan ayahnya.... tapi karna memang, aku orangnya suka hal menantang termasuk harus ketemu dengan ayahnya sara,, hal yg di atas tidak aku lakukan,, aku meminta temanku untuk menemaniku, dan kita akan benar² ke kantor ayahnya sara, dan bertemu dengannya..

        Sore itu sehabis gemiris,, senja itu mengantarku ke sebuah tempat.. aku dan temanku berdiri disamping jalan raya sambil memegang titipan dari sara untuk adiknya, kami berdua menunggu angkutan kota yg lewat, selang beberapa menit sebuah angkot berhenti tepat di hadapan aku dan temanku,, dan kami berdua menaiki angkot itu,, mungkin karna baru selesai hujan,, ternyata di dalam angkot itu hanya kami berdua,, sepanjang perjalanan aku ditertawai oleh temanku karna kegugupanku yg akan bertemu sama seseorang yaitu ayahnya sara,, dan memang aku terlihat lucu...

       Setibanya didepan kantor,, aku dan temanku turun dari angkot, dan karena aku dan temanku belum tau di pos tempat ayahnya sara Bekerja,, aku dan temanku lebih memilih untuk duduk bercerita tertawa dan bercanda di sebuah halte yg tidak jauh dari pos itu.. sambil menghubungi sara dan bertanya di mana post tempat ayahmu Bekerja,, sara menjawab pesanku "pos yg ada gapuranya didepannya ada tulisan objek vital" karna ada tiga pos disitu,, dan pos itu berada tepat di samping halte,, temanku yg sering lucu itu,, mengatakan kepadaku sambil tertawa "kamu yg masuk duluan saja supaya kalau kamu di pukul ayahnya Sara,, aku masih punya kesempatan untuk berlari"..

        Tanpa paksaan aku beranikan diri untuk memberikan titipan itu,, sesampainya di pos aku bertanya kepada seseorang petugas,, "permisi pak mohon maaf mengganggu,, ada ayahnya sara,, aku hnya ingin memberikan titipannya sara yg dikirim dari Makassar".. petugas tersebut mengatakan,, "ayahnya sih sara lagi tidur titipannya bisa diletakan disitu".. karna bercampur rasa takut, tanpa pikir panjang aku langsung meletakkan titipan di atas meja dan aku pamit,, dan aku kembali sama temanku ke halte yg tadi kami berdua duduk,,. setelah aku menghubungi sara untuk memberitahu kalau titipannya telah ku berikan di pos dimana tempat ayahnya bekerja...

       Aku sempat duduk tertawa lepas sama temanku sambil chatan sama sara,, tiba-tiba Sarah katakan padaku kalau ayahnya sudah bangun dan sementara berjalan ke halte tempat kami duduk,, selesai membaca pesan dari sara,, benar saja ayahnya sudah ada di depan mata,,.. gugup bercampur Takut berpadu jadi satu,, bahkan kata yg ku keluarkan sangat terbata-bata karna sedikit Tremor di depannya,, saking gugupnya aku bahkan tidak sempat menanyakan nama dari ayah sara,,.. aku hanya kenalkan diriku sebagai teman dari sara dan selanjutnya aku diam dalam beberapa detik,, aku dan ayah sara memulai percakapan dan basa basi,, aku juga sempat menanyakan alamat rumah sara,, hanya ingin sekedar basa basi,, Karena aku sudah tau semua tentang sara, alamat rumahnya dan seluruh keluarganya sara.. dan ternyata ayahnya sara sangat baik,, aku juga bertanya tentang mesin ATM,, dan di jawabnya "tidak jauh dari sini, kira-kira sekitar 200 meter ke arah sana,,.. tidak seperti apa yg aku dan temanku bayangkan,,. setelah percakapan itu,, ada seseorang yg mencari ayah sara,, jadi kita sudahi percakapan itu dan ayah sara kembali berkerja,, rasa gugup dan takutku pun mulai menghilang.. sebenarnya harapanku sih,, aku ingin dipukul oleh ayahnya sara,, seperti ceritaku sebelumnya,, dan jika aku tidak mati,, maka aku akan meminta menikah sama Sara saat itu juga.. ah,, sudahlah,,,,.. kita lewatkan saja itu,, aku juga takut untuk dipukul....

       Ketika aku dan temanku akan meninggalkan halte itu,, untuk beranjak ke sebuah mesin ATM yg kira-kira berjarak 200 dari halte itu.. aku melihat ternyata dompet ayahnya sara jatuh disitu,, mungkin tidak dimasukkan dengan baik ke saku celananya,, setelah tadi dikeluarkan dari saku ayahnya.. aku dan temanku langsung berinisiatif untuk mengembalikan dompet ke ayah Sarah,, mumpun dia lagi dipos...

          Setelah itu berlalu,, dan kami berdua kembali dari ATM,,.. kami melanjutkan perjalanan pulang ke rumah sambil tertawa sepanjang jalan.. untuk membayangkan hal yg menantang seperti itu sambil memikirkan hal konyol,,.. dan mungkin, walaupun dengan kegugupan yg luar biasa,, mungkin saja aku telah mendapatkan kesan yg baik dari pertemuan pertama aku dengan ayahnya sara,, soalnya sara sampaikan kepadaku,, sejauh pertemuan itu,, tidak ada hal yg membuat ayah sara membahas hal yg negatif dan sebagainya...


                      PenulisTanpaNama 

 

                        Ambon.03.07.23

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Album cintaku yang hilang

Kelana diujung kenangan

Genangan Hujan Januari