Jejak sentuhan terakhir dermaga pilu

       Terima kasih waktu,, akan ku buka dengan penggalan kata dalam benakku "kenangan senja sore  itu, telah membawaku dan dirimu di sebuah gedung Greja pinggiran kota,, kita melewati kemacetan demi kemacetan,, hingga dengungan suara kendaraan yg kudengar telah tertutupi dengan indahnya suaramu saat berbisik,, setibanya disana,, langkah kaki yang pecahkan kesunyian, kita ayunkan untuk bisa masuk kedalam ruangan itu,, kemudian kita memilih untuk menikmati sentuhan music dan senandung merdu suaranmu,, bahkan, tertawa canggung mengiringi ketidaklarasan music yang aku lakukan,, melodi gitar yang mengalun seakan menyebutkan namamu,, suara music religi itu telah menyatukan dua insan dan TuhanNya,, Hingga kita berhasil meninggalkan jejak dan kenangan disetiap sudut ruangan gereja itu"...

           Aku mengira sejak tulisan jln Riantika dan Penghujung Cerita itu,, aku tidak bisa bertemu dengan Sara lagi,, tapi aku salah,, entah keberuntungan atau apa.? tapi harmonika yang sering aku gunakan untuk bersenandung cinta yg sengaja aku tinggalkan di tempat tinggalnya itu telah mempertemukan kita kembali,, dan bukunya yg berjudul di jalan² yang kita curi,, aku mengembalikannya,, karna buku itu sangat berharga dan berarti untuknya,, tapi tidak masalah jika aku tidak membawanya,, cover dari buku itu telah mewakili perasaaku,, "karena aku sudah memberikan hatiku padamu, aku tidak dapat mengambilnya kembali,, karena apa yg sudah kuberi tidak dapat kupinta lagi".. ya,, kurang lebihnya seperti itu yg tertera pada covernya,,.

         Beberapa jam sebelum aku meninggalkan kota Makassar kita bertemu dan bercerita saling mengungkapkan isi hati,, aku sengaja tidak menyampaikan semuanya ,, karena aku telah menulisnya dalam sebuah cerita, dan sara belum melihatnya,, aku hanya ingin dia melihat dan mengetahuinya,, ketika aku sudah benar² beranjak meninggalkan kota ini,, aku bahkan menulis beberapa sandi untuk dia bisa pecahkan dalam menemukan tulisan itu,,.... aku telah berbohong,, Karena aku pikir air mataku tidak lagi terjatuh, nyatanya, dalam cerita yg mengalir itu, ada air mata yg tak terbendung,, sayangnya,, aku kembali menghabiskan tisunya,..

        Setelah pembicaraan itu usai,, dia memintaku untuk membawa titipan darinya untuk adiknya,, dan yg akan mengambil titipan itu adalah ayahnya,, aku sebenarnya aku sedikit takut bertemu sama ayahnya,, karna ada sesuatu hal yg aku lakukan sehingga membuat ayahnya begitu marah pada sara,, entahlah,, mungkin padaku juga,, aku sangat menyukai sesuatu yang menantang,, dan mumpun pertemuan itu nantinya cukup memacuh adrenalinku,, maka sangat siap bertemu sama ayahnya untuk memberikan titipan itu,, dengan candaan yg menggelitik,, aku sampaikan pada sara "sampaikan sama ayahmu, jika dia ingin memukulku,, maka aku harus mati,, jika masih hidup, aku akan meminta menikah denganmu saat itu juga".... walaupun aku tidak tau apa yg terjadi nanti,, tapi aku yakin dia adalah ayah yg baik,, terlihat dari putrinya sara,, 

       Setelah perbicangan itu usai,, aku pamit dari tempat tinggalnya dan meminta untuk memeluknya lagi,, sambil berpelukan aku katakan pada sara "aku ingin kamu mengantarku ke pelabuhan malam ini",, dan dia menyetujuinya,,. setelah itu aku kembali dngn sedikit gelisah ke tempat tinggalku untuk berkemas barang²ku,, sambil dia juga pergi membeli titipan untuk Adikya yg begitu dia sayangi..

          Waktu berangkat ke pelabuhan sudah dekat,, tidak lupa aku berpamitan pada orang terdekat,, semua barang bawaan sudah siap termasuk titipan adiknya itu,, aku bersama Sara dan beberapa teman lainnya,, kita sama2 berangkat ke pelabuhan,, aku sengaja untuk tidak membeli persiapan air dan Snack sebagai cemilan untuk di kapal,, setelah sampai di gerbang utama pelabuhan,, dia katakan "tunggu sebentar aku ingin membeli sesuatu di Indomaret" aku sudah bisa tebak apa yg akan dia belikan,, sambil melihat dia menyebrang jalan raya dan memasuki Indomaret,, aku tersenyum dalam hatiku "Tuhan dia yang ku mau, aku benar-benar mencintainya,, maaf ya merepotkanmu dan harus membuatmu menyebrang jalan,, " setelah itu dia kembali dengan sekantung plastik beserta isinya,, benar saja  yg ku tebak benar adanya...

          Malam itu, kebetulan ada temanku juga yg akan berangkat dngan kapal yg sama,, kami masuk area pelabuhan buat boarding tiket,, sara dan beberapa teman lainnya juga ada di situ,, setelah tiket selesai diboarding,, hal yg memilukan hati kembali terjadi,,...... aku benar-benar tidak tega meninggalkan Sara,, tapi hampir 30 menit lagi kapal akan segera berangkat,,.. hatiku penuh dengan kegelisahan,, malam itu aku tidak lagi pedulikan siapapun yg berada di sekitar,, aku memeluk Sara dengan dekapan yg benar-benar erat,, dan berbisik ”aku mencintaimu Sara, aku meminta maaf atas ego dan salahku,, jangan pernah berubah ya" sapuhan tangannya bgtu sejuk diatas punggungku,  hingga serasa aku ingin terlelap dalam pelukannya dengan tangisan yg terasa berat itu,, malam itu dia sudah tahu aku pasti nangis,, ternyata dia sudah persiapkan tisu dan menyimpannya di dalam sweaternya,, tapi aku tidak mengambil tisu itu,, aku takut malu jika teman² mengatahui aku menjatuhkan air mata,, secara diam-diam air mataku telah ku sekat mengunakan bagian dari sweaternya tanpa dia mengetahuinya,,..

      Selepas itu,, pelukan yg terlepas secara perlahan menyadarkanku kalau ini pelukann yg terakhir,, "Sara aku pamit",, setelah berbisik padanya,, aku pergi dengan membawa bekas sapuhan yg tersisa di punggungku dan hangatnya jejak jemari tangannya yg masih terasa di telapak tanganku,, aku memacuh langkah dengan mata yang berkaca-kaca menahan sedih.. anak tangga demi anak tangga hampir tak mampu aku lewati,, setibanya di atas kapal tangisku tidak lagi tertahankan,, mulai dari jangkar diangkat, tali dilepas dan kapal berlayar,, aku takut melihat kota ini kembali,, bahkan dermaga yang kulihat seakan menangis,,  semua serasa menyayak kalbu...

        Setelah kapal berlayar dan tidak begitu jauh,,.. aku menghubunginya,, mengenai sandi yg kutulis,, karna aku tidak ingin membuatnya untuk berfikir,, aku pecahkan sandi itu bersamanya hingga dia menemukan cerita itu,, dan sesuai yg aku katakan,, aku hnya ingin dia mengetahuinya ketika aku sudah beranjak meninggalkan kota ini,, dan dia baru saja menemukan tulisan itu,, setelah itu,, aku katakan padanya,, "jika sudah selesai membaca jngan lupa mengabariku"........

         Tidak begitu lama,, aku melihat notifikasi pesan via WhatsApp dari Sara,, "dangke" terima kasih dalam bahasa Ambon,, "kau telah membuatku menjatuhkan air mata".. kataku "sara aku hanya penulis amatir" aku bersyukur ketika tulisan itu bisa tersampaikan ke hatinya,, karna aku menulis dengan hati,, dan yg aku tuangkan adalah emosiku.. aku benar-benar tidak tau apa yg dia rasakan saat itu,, tapi pada waktu itu,, untuk pertama kalinya, aku mendengar dia mengucapkan kata sayang yang begitu tulus dari bibirnya padaku, melalui VN via WhatsApp dengan suara yg begitu bergetar menahan air mata,,.. aku berusaha membujuknya untuk tidak menjatuhkan air mata,, tapi sahutnya "aku manusia, bukan robot yg tidak bisa nangis".. seketika,,,, aku merasa jiwaku dan sara saling beramukan ingin ketemu dan berpelukan dan saling menghapus air mata,,.. dalam hatiku, "kapal berlayar sudah terlalu jauh,, seandainya jika masih di dermaga akan kubatalkan perjalananku,," sayangnya,,,. itu tidaklah mungkin lagi..  pesan terakhir ku terima darinya "see you" dan aku katakan,, "aku tidak ingin mengucapkan selamat tinggal" karna aku sudah putuskan dalam diriku "sara kau akan selalu menjadi tempatku untuk kembali...

       Aku tidak mengAminkannya,, tapi setelah jauh aku merenung dan berfikir,, ternyata,, cinta sejati itu benar-benar ada,, entah kita di takdirkan dengan siapapun itu,, selalu ada seseorang yg tetap menjadi pemenangnya.. dan "sara,, kau adalah pemenang atas cinta sejatiku" cerita ini akan aku tutup dengan pesan dari adik perempuaku yg puitis yg sering menjadi penikmat tulisanku dari dari ruang ke waktu.. tuturnya......... "Selamat berkelana Tuan,, jadikan Sara'mu tetap abadi di hatimu Sampai kalian bertemu di ketidaksengajaan berikutnya.."

       

           

                       PenulisTanpaNama


           Bau-Bau/K.M Labobar  30.06.2023

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Album cintaku yang hilang

Genangan Hujan Januari

Kelana diujung kenangan